Text
Soekarno - Membongkar Sisi-sisi Hidup Putra Sang Fajar
DI balik nama besarnya, Soekarno tetap ma nusia biasa dengan kepribadiannya yang garang sekaligus lembut. Ia pembenci kapitalisme dan imperialisme, tetapi pencinta perempuan. Soekarno mungkin memang pantas disebut “penyambung lidah” rakyat karena retorikanya yang memukau rakyat dan memukau dirinya sendiri. Rakyat dan Soekarno seolah-olah satu. Dia adalah “api” di tengah lautan massa, dan massa “terbakar” bila di hadapan mereka ada sosok Soekarno.
Masa pembuangannya di Ende (1934-1938) sempat meredupkan api Putra Sang Fajar. Di sana Soekarno lebih menjadi “lilin” yang tak sampai membuatnya berkibar dan berkobar-kobar. Namun, nyala lilin itu kemudian menjelma menjadi “api vulkanik” yang sekali lagi membakar rakyat pada masa pendudukan Jepang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Siapa pun yang ingin menelisik sosok Bung Karno, ia harus kembali ke pertanyaan dasar: siapa sebenarnya Soekarno? Apa yang telah diperbuat dan dihasilkannya? Memberi jawaban pasti sama dengan pengkhianatan, karena Soekarno tidak pernah seperti yang dibayangkan orang tentang dirinya. Meragukan apa yang dilakukannya membuat risiko lebih besar karena akan berhadapan langsung dengan para peng ikutnya ketimbang dengan Soekarno sendiri.
Barangkali ini buku pertama tentang Soekarno yang isinya sebagian besar ditulis oleh orang-orang muda yang tak pernah secara fisik melihat dan mendengar Soekarno. Sebagian dari mereka baru berusia di bawah lima tahun, bahkan ada di antara mereka belum lahir ketika Soekarno meninggal dunia pada 1970.
HE20190094 | HE 920 DHA s | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain