Text
Bangkitlah tamban salai
SD Ulam, Petai, Tamban, Salai, begitu sekolah kami biasa dijuluki. Dari situlah langkah kecilku mulai menapak, mengenal aksara dan angka-angka. Di sekolah bergengsi itulah aku menjadi bulan-bulanan guru karena lambat mengikuti pelajaran. Dan ketika takdir berkata lain, Ketika nasib mempertemukanku dengan seorang guru pintar dan bersahaja Aku pun mulai berani bermimpi....
Novel yang diilhami kisah nyata penulisnya ini memotret kehidupan kecil di Dabo-Singkep, ketika PT Timah masih berjaya dan memancarkan kilaunya. Bagaimana anak-anak biasa harus membuang jauh-jauh mimpinya untuk bisa bersekolah di tempat bergengsi, karena sekolah itu dikhususkan bagi keluarga karyawan Timah.
Tetapi, bagaimana jika seorang anak yang bersekolah bergengsi itu justru tidak mampu mengikuti pelajaran, padahal diajar oleh guru-guru yang berbasis ilmu keguruan?
Dan mengapa ia berhasil menjadi anak yang cemerlang ketika diajar oleh seorang guru yang hanya lulusan sekolah rakyat?
HM20165135 | HM 813 WIW b | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain